Jumat, 20 September 2013

Perumusan Masalah Industri Mebel

Secara umum permasalahan yang di hadapi industri kayu jepara dapat di bedakan menjadi dua kategori, yaitu masalha internal dan masalah eksternal . Masalah internal yang terdapat pada pengrajin adalah pengrajin dalam mengelola keuangan yang mengakibatkan pengrajin mengalami kesulitan modal untuk kelangsungan pengrajin dalam mencari informasi untyk mengembangkan pasar . ketidakmampuan ini mengakibatkan pengrajin tidak bisa mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi, dimana perubahan harga industri mebel jepara di tingkatkan pengrajin jauh lebih rendah dari perubahan harga di tingkat lembaga pemasaran akhir . Lembaga pemasaran yang sekaligus melakukan kegiatan finishing pada produk akhir memperoleh keuntungan tertinggi yaitu 22% sampai 75% (Nurrochmat et al. 2008: Purnomo 2006) sedangkan pengrajin hanya memperoleh keuntungan 4% sampai 15% .

Permintaan konsumen pada mebel jepara telah mendorong pertumbuhan industri mebel dan industri indonesia . kondisi ini menyebabkan banyak pelaku baru memasuki usaha industri mebel . keadaan ini didukung dengan terjadinya krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 yang mengakibatkan peningkatan nilai dollar tehadap rupiah dan penigkatan keuntungan dari ekspor . sesuai dengan teori harga, peningkatan harga menyebabkan banyak pelaku-pelaku baru memasuki industri tersebut sehingga pada satu sisi mencerahkan dunia usaha mebel . namun di sisi lain menyebabkan harga produk mebel jati jepara menjadi terduksi di sebabkan terjadinya persaingan di antara sesama produsen .

Loebis dan Schmitz (2005) menyatakan jumlah industri mebel mengalami peningkatan dari 2.439 industri pada tahun1997 menjadi 12.000 industri pada tahun 2007 (rode et al. 2007) . Perkembangan industri mebel jati ini mengakibatkan tingkat persaingan yang semakin tinggi antara industri mebel kayu jepara dengan industri mebel kayu non jepara . seiring dengan kenaikan siplai mebel menyebabkan harga harga mebel menjadi tereduksi . bahkan dampak yang diakibatkan oleh kelebihan suplai mebel juga menyebabkan keuntungan yang di peroleh pengrajin mebel menjadi sedikit . selain itu terdapat juga pengrajin yang menutup usaha mebelnya disebabkan keuntungan yang di peroleh tidak dapat menutup biaya produksi . hal ini juga di pengaruhi oleh kenaikan harga bahan baku yang mencapai 70%, tatpi kenaikan harga mebel hanya 30%. Penjelasan permasalahan di atas merupakan permasalahan eksternal yang terdapat pada industri mebel jati jepara . masalah eksternal lainnya adalah produksi pengrajin yang berbasis order mengakibatkan pola produksi intermetan atau tidak kontinue sehingga volume produksi pengrajin tergantung pada perkembangan permintaan . keadaan ini menimbulkan tidak adanya suatu pola manajemen bahan baku dalam mengantisipasi perkembangan permintaan . pada sisitem ini pengrajin mebel jepara tidak berada posisi tawar yang kuat dalam menentukan harga . jumlah pengrajin yan banyak menyebabkan pembeli mempunyai banyak pilihan terhadap pengrajin lainnya . jika pengrajin yang di tuju tidak sepakat dengan harga yang di tawarkan . adanya desakan kebutuhan ekonomi menyebabkan pengrajin menerima harga yang di tetapkan oleh pembeli atau pedagang perantara .

eberhasilan pemasaran mebel tidak terlepas dari penguasaan produsen terhadap preferensi konsumen . tingkat persaingan yang tinggi di sektor mebel mengharuskan produsen untuk mengetahui keinginan konsumen . kepuasan konsumen terhadap suatu produk mebel jati jepara akan berujung kepada peningkatan pangsa pasar dari mebel tersebut . untuk tetap dapat mempertahankan pangsa pasar mebel kayu jepara, maka produsen harus menerapkan satu strategi untuk menarik minat konsumen membeli produk mebel jepara . produsen harus senantiasa memahami konsumen, mengetahui apa yang di butuhkan sehingga perusahaan mampu mengambil strategi yang tepat untuk memberikan kepuasan kepada konsumen .

Berdasarkan kendala-kendala internal dan eksternal, yaitu kendala menajemen usaha pengrajin, kendala pasar dan kendala pemasaran sebagaimana yang diuraikan tersebut dan berkembang serta dapat mendukung perkonomian rumah tangga pengrajin furniture jepara .